Tim Thomas-Uber 2012 Indonesia Gagal di Perempat Final

on Thursday, May 24, 2012
Membaca berita di detik.com tentang kegagalan tim Thomas-Uber 2012 Indonesia di perempat final sungguh membuat saya sedih. Bagaimana tidak? Bulutangkis adalah sebuah olah raga kebanggaan bangsa Indonesia. Dulu Indonesia berjaya di olah raga ini. Dari dulu saya sangat menyukai olah raga ini, karena memang prestasi Indonesia sangat membanggakan. Saya masih ingat betul saat muncul pertama kali seorang Taufik Hidayat. Dia adalah salah satu idola saya, yang pada awal kemunculannya diiringi dengan pemberitaan mengenai kepribadiannya yang suka menonton film kartun.

Ya, saat itu Indonesia masih menjadi macan Asia, bersaing bersama China, dan spesialis masuk final. Namun, apa yang terjadi sekarang sungguh mengharukan. Sudah tak terhitung tim Indonesia kalah tidak dari tim China yang memang musuh bebuyutan, melainkan dari tim yang dulu selalu dikalahkan tim kita. Yang terbaru adalah tim Jepang yang mengalahkan baik tim Thomas maupun tim Uber kita di tahun 2012 ini.

Saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Nyatanya, selama tiga malam ini saya selalu menonton pertandingan mereka. Dan mereka juga telah berjuang keras. Yang saya sayangkan, kenapa semangat berjuang mereka cenderung terlihat tidak terlalu tinggi. Yang saya lihat justru semangat juang tim lawan yang sangat besar. Dan satu lagi, sepertinya tim kita juga kurang percaya diri dengan kemampuan mereka. Tak tahu lah.

Selain itu, banyak juga yang menyesalkan minimnya regenerasi tim bulutangkis Indonesia. Pembinaan usia dini masih kurang terarah dan terprogram. Yang paling parah adalah sindiran dari mantan pemain bulutangkis terbaik dunia asal Indonesia Rudi Hartono yang menyebut PBSI terlalu memanjakan para pemainnya dengan gaji dan bonus yang besar. Menurutnya, gaji pemain dan pelatih harusnya realistis dan rasional. Gaji yang terlalu tinggi justru akan berdampak kurang bagus bagi motivasi para pemain.

Untuk itu, menurut Rudi, ada dua hal yang harus dibenahi untuk masa depan bulutangkis Indonesia. Pertama adalah pembinaan usia dini yang lebih terarah dan terprogram, kedua adalah gaji yang lebih rasional. Motivasi para pemain harus berdasarkan rasa nasionalisme membela bangsa, bukan uang. Dan saya sangat setuju akan hal itu.

Semoga, di event yang terdekat ini, Olimpiade 2012 London, Tim Indonesia, meskipun tidak bisa menurunkan banyak pemain dikarenakan peringkat yang dimiliki oleh para pemain Indonesia kebanyakan masih terlalu rendah, Tim Indonesia yang lolos mampu mempertahankan tradisi emas. Baik itu di bagian ganda maupun tunggal, putri, putra maupun campuran.

Semangat Indonesia!!

0 comments:

Post a Comment